Sabtu, 09 Juli 2011

Hubungan Psikologi dan Pendidikan


           Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku yang mempunyai tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan individu, melakukan analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala jiwa manusia. Sedangkan pendidikan mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hubungan antara psikologi dan pendidikan kemudian melahirkan cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi pendidikan.

             Psikologi Pendidikan merupakan disiplin ilmu yang vital dalam praktek pendidikan, mulai dari interaksi guru dan murid, pemilihan bahan dan metode mengajar yang tepat, memacu perkembangan fisik dan mental anak untuk mencapai tujuan pembelajaran dan lain-lain.
Kaitannya dengan pembelajaran, maka psikologi pendidikan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran, di antaranya:
  1. Membantu guru dalam membuat disain instruksional
  2. Disain instruksional adalah suatu rancangan untuk melaksanakan proses belajar mengajar, yang berisi rancangan untuk menentukan isi materi, tujuan yang hendak dicapai, bagaimana proses, serta evaluasi yang tepat.
  3. Membantu guru di dalam “memahami” anak didik

Memahami Psikologi Perkembangan Anak Didik

Memahami Psikologi Perkembangan Anak Didik

Manusia dengan berbagai macam renik dan karakternya sudah pasti memiliki kepribadian yang berbeda pula. Oleh karena itu, sudah merupakan kelayakan jika kemudian seorang guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang psikologi perkembangan anak, dan ini akan sangat berguna jika digunakan untuk mendekati anak-anak didiknya. Atau, secara umum seorang guru juga hendaknya memiliki pemahaman tentang psikologi perkembangan manusia.
Pemahaman terhadap psikologi perkembangan ini memiliki kekuatan yang sangat dalam usaha mewujudkan keberhasilan proses kependidikan. Setiap perubahan yang terjadi dan setiap langkah yang dilakukan akan dengan mudah disikapi jika seorang guru memiliki pemahaman yang benar terhadap psikologi perkembangan ini.

             Mengapa mempelajari perkembangan psikologi anak itu penting? Mengapa kita mesti mempelajari perkembangan anak? Pasalnya, masa anak-anak merupakan fase penting dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, dia abad pertengahan, hukum biasanya tidak membedakan antara kejahatan anak dan dewasa, dan anak-anak diperlukan sebagaimana orang dewasa.


             Sebagaian anak berkembang sebagaimana anak-anak lainnya, dan sebagian berkembang dengan cara yang berbeda. Kita sering memperlihatkan keunikan anak-anak. Akan tetapi, para psikolog yang mempelajari perkembangan sering kali tertarik pada karakteristik yang umumnya dimiliki anak-anak, dengan demikian pula guru yang harus mengelola dan mendidik sekelompok anak yang berumur setara. Sebagai manusia, setiap orang menempuh jalan kehidupan yang sama.

            Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan ini. Artinya, pengajran terhadap siswa harus dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan terlalu menegangkan atau terlalu mudah dan menjemukan. Pendidikan bagi anak-anak TK harus berbeda dengan pendidikan bagi anak SD. Begitu pun dengan pendidikan bagi anak SD, tentu harus berbeda dengan pendidikan bagi anak SMP, SMA, dan mahasiswa.

           Pola perkembangan anak sendiri merupakan pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses: proses biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Oleh karenanya, perkembangan juga bisa dideskripsikan berdasarkan periodenya.

a. Proses biologis adalah perubahan dalam tubuh anak. Warisan genetik memainkan peran penting dalam hak ini. Proses biologis melandasi perkembangan otak, berat dan tinggi badan, perubahan dalam kemampuan bergerak, dan perubahan harmonal di masa puber.

b. Proses kognitif, yaitu perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa anak. Proses perkembangan kognitif memampukan anak untuk mengingat puisi, membayangkan bagaimana cara memecahkan persoalan matematika, menyusun strategi kreatif, atau menghubungkan kalimat menjadi pembicaran yang bermakna.

c. Proses sosio-emosional dalah perubahan dalam hubungan anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi, dan perubahn dalam kepribadian. Pengasuhan anak, perkelahian anak, perkembangan ketegasan anak perempuan, dan perasaan gembira remaja saat mendapatkan nilai-nilai yang baik, semua itu mencerminkan proses perkembangan sosio-emosional.

Kamis, 07 Juli 2011

KRITERIA GURU YANG TIDAK DISUKAI

            Siapa yang tidak mau menjadi guru yang disukai siswa? Semua guru pastinya mengharapkan itu. Tapi tahukah anda bahwa semakin minta disukai semakin jauh kita dari kriteria guru yang layak dalam pendidikan dan disukai siswa. Jika disukai siswa menjadi tujuan kita maka sebagai guru tidak ada yang namanya profesionalisme lagi. Namun yang ada hanyalah menuruti apa yang siswa mau dan inginkan, bahkan kadang yang diinginkan sudah keluar dari jalur kegiatan belajar dan mengajar.
Berikut adalah kriteria guru yang tidak disukai.....

1. Mengajar sebab NAK HABISKAN SILABUS, buakn sebab NAK KAMU HARUS PAHAM.
    Guru yang semacam ini tidak mempunyai rancangan mengajar yang betul, atau terlalu sibuk dengan tugas. dan mengajar sesuk hati nya, tidak peduli pada anak didiknya.

2. Mengajar tidak ikhlas. Semata-mata mengharapkan gaji. <_<
Ada setengah orang bila dah menganggur atau tak dapat cari kerja, akhirnya pilih kerja sebagai guru. Malangnya, apabila sudah jadi guru, dia tidak mengajar dengan bersungguh-sungguh, sebaliknya cuma mengharapkan cukup bulan dan dapat gaji.

3. Mengajar syok sendiri. 
 Mengajar tanpa mempedulikan anak didiknya di dalam kelas. Ada guru yang sibuk 'bercakap sendiri dengan papan hitam' . .tidak komunikatif pada anak didiknya. Atau menyindir siswa yang memang mendapat cap atau maslah di sekolah.

4. Pilih kasih. :(
Sebenarnya, bukan anak didik yang kurang perhatian. Namun timbul rasa iri hati kepada teman sekelasnya yang condong memberi perhatian lebih kepada anak didik lain yang mungkin karena (cantik/comel, anak orang kaya, anak tetangga, anak teman atau mungkin pandai). Hal seperti ini pasti akan memicu timbulnya cemburu di dalam hati terhadap temen-temannya yang mendapat perhatian lebih tersebut. Seharusnya guru harus memberi perhatian yang sama rata apalagi pada anak didik yang pemahamannya kurang.

5. Anak didik menjadi Pelampiasan masalah. :unsure:
Ada seorang guru yang mempunyai masalah di rumah , masalah sosial pada dirinya atau masalah konflik batin dalam dirinya, membawanya ke sekolah dan melampiaskan pada anak didiknya. Yang mungkin kebetulan anak didik nakal atau tidak paham dan tidak sesuai dengan harapannya.Seharusnya guru dapat menahan emosinya.


Dan berikut adalah TIPS Menjadi Guru yang diSUKAI

1. Tidak terlalu banyak menggunakan metode ceramah.
2. Memberikan contoh kepada siswa apa yang ingin siswa lakukan, Jika anda sebagai guru dan berharap siswa anda hormat kepada anda, silahkan terlebih dahulu anda menjaga harga diri siswa anda di dalam kelas.
3. Jika marah atau kecewa pada siswa, berbicaralah dengan baik buakan berteriak pada mereka.
4.Berbagi senyum tulus pada semua siswa, bahkan kepada siswa yang di cap bermasalah.
5. Memotivasi siswa dengan cara yang baik, bukan menyindirnya.
6. Menggunakan humor pada waktu dan tempat yang tepat.
7. Mudah diajak berteman oleh siswa dan bukan menjadi teman siswa. Dalam arti mudah diajak berteman namun anda pihak yang pasif dalam berkomunikasi tapi tetap dengan cara yang profesional menjadi guru, agar tidak menyulitkan anda pada suatu hari.
8. Penyabar dan menggangap semua siswa sedang berproses, serta hindari meneruskan cap guru lain pada siswa tertentu.

Tips Menjadi Guru yang Menyenangkan

Pandangan siswa sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi para siswa adalah guru-guru yang :
     a. Demokratis
     b. Suka bekerja sama (kooperatif)
     c. Baik hati
     d. Sabar
     e. Adil
     f.  Konsisten
     g. Bersifat terbuka
     h. Suka menolong
      i. Ramah tamah
Dan sifat-sifat lain yang disenangi siswa adalah
     a. Suka humor
     b. Memiliki berbagai ragam macam minat
     c. Menguasai bahan pelajaran
     d. Fleksibel
     e. Menaruh minat yang baik terhadap siswa

Tips Menjadi Guru yang Menyenangkan
     a. Mampu menciptakan suasana yang menyenagkan di dalam kelas atau dalam mendidik karena dengan suasana senang kegiatan belajar akan berjalan lebih efektif. Yaitu seorang guru harus bisa menjadi seperti penyanyi, pendongeng, seniman , pelawak, ilmuwan, pesulap, dll.
     b. Harus mampu memahami psikologi anak yang pada dasarnya anak belum dewasa maka diperlukan suatu kesabaran, pengertian, dan toleransi yang mendalam.
     c. Bangkitnya minat seorang pengajar di dalam dirinya karena memang ada keinginan mengajar atau mempelajari suatu materi pelajaran.
     d. Adanya keterlibatan yang memerlukan hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin mempelajari maka perlu adanya jalinan yang akrab dan saling memahami.
     e. Adanya pemahaman atau penguasaan materi dan rasa ingin tahu. Dengan hal tersebut maka untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila dia berminat, dapat terlibat dan terkesan.
     f. Terciptanya makna dari sesuatu yang "menyenangkan" apabila suatu pembelajaran dapat menimbulakan kesan mendalam terhadap para pemelajar dalam pembelajaran.
     g. Muncul nilai rasa bahagia dalam diri pemelajar apabila dia merasa mendapatkan manfaat atau makna ketika mempelajari sesuatu dia merasa bahagia, di teguhkan sebagai seorang yang berpotensi dan di hargai jerih payahnya dalam memahami hal tersebut.

Rabu, 06 Juli 2011

Pedoman Umum Belajar

Menurut The Liang Gie ada 4 macam pedoman umum belajar yaitu:  Keteraturan pedoman umum belajar, Disiplin belajar, Konsentrasi dan  Pemakaian perpustakaan (The Liang Gie, 1988 : 57 – 65)
1) Keteraturan dalam belajar
Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu yang tidak saja untuk dipahami melainkan lebih dihayati sepanjang masa dalam belajarnya. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan.
Dalam belajar yang baik dan belajar yang efi­sien, yang merupakan pokok pangkal pertama ialah adanya suatu keteraturan, baik dalam belajar, mencatat ataupun menyimpan alat-alat perlengkapan untuk belajar.
2) Disiplin belajar
Asas lain dalam belajar yang baik ialah disiplin. Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seseorang mempunyai cara belajar yang baik. Karena berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik yang akan menciptakan pribadi yang luhur. Dengan demikian cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki seseorang dengan jalan latihan.
3) Konsentrasi
Setiap orang yang sedang menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajarnya, karena tanpa konsentrasi dalam belajarnya, tak mungkin berhasil menguasai   pelajaran  yang  diberikannya.   Konsentrasi   adalah   pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampaikan semua hal lainnya yang tidak berhubungan.
4) Pemakaian perpustakaan
Selain keteraturan, disiplin dan konsentrasi masih ada satu hal lagi yang perlu dijadikan pedoman, yaitu perpustakaan, sebab tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa bacaan dan gudang bacaan itu hanya terdapat dalam perpustakaan .
Perlunya pemakaian kepustakaan sebab tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa buku bacaan, minat baca untuk meningkatkan prestasi belajar.

Meningkatkan Daya Ingat

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut.

1. Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respons tersebut de­ngan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.
2. Extra study time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
3. Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, tetapi yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini.
4. Rima (Rhyme),
yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang harus diingat siswa. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya apabila diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan. Nyanyian anak-anak TK vang berisi pesan-pesan moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan mnemonik.
5. Singkatan,
yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Contoh, jika seorang siswa hendak mempermudah mengingat nama Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi Musa, dapat menyingkatnya dengan ANIM. Pembuatan singkatan-singkatan seyogyanya dilakukan sedemi­kian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
6. Sistem kata pasak (peg word system),
yakni sejenis teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan seperti merah-saga, panas-api. Kata-kata ini berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki watak yang sama seperti: darah, lipstik; pasangan langit dan bumi; neraka, dan kata/istilah lain yang     memiliki kesamaan watak (warna, rasa, dan seterusnya).
7. Metode Losai (Method of Loci),
yaitu kiat mnemonik yang menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan istilah tertentu yang harus diingat siswa. Kata “loci” sendiri adalah jamak dari kata “locus” artinya tempat. Dalam hal ini, nama-nama kota, jalan, gedung terkenal dapat dipakai untuk menempatkan kata dan istilah yang kurang lebih relevan dalam arti memiliki kemiripan ciri dan keadaan. Contoh: nama ibukota Amerika Serikat untuk mengingat nama presiden pertama negara itu (George Washington); dan gedung bundar untuk mengingat nama jaksa agung Indonesia. Apabila guru memerlukan siswa menyebut nama-nama tadi, ia dapat menyuruh siswa tersebut “bepergian” ke tempat-tempat tersebut.
8. Sistem kata kunci (key word system).
Kiat mnemonik yang satu ini relatif tergolong baru dibanding dengan kiat-kiatmnemonik lainnya. Kiat ini mula-mula dikembangkan pada tahun 1975 oleh dua orang pakar psikologi, Raugh dan Atkinson (Barlow, 1985). Sistem kata kunci biasanya direkayasa secara khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing, dan konon cukup efektif untuk pengajaran bahasa asing, Inggris misalnya. Sistem ini berbentuk daftar kata yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut: 1) kata-kata asing; 2) kata-kata kunci, yakni kata-kata bahasa lokal yang paling kurang suku pertamanya memiliki suara/lafal yang mirip dengan kata yang dipelajari; 3) arti-arti kata asing tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu :
a. Faktor_faktor  internal
    Faktor Internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu anak itu sendiri yang meliputi :
    1. Faktor Jasmaniah (fisiologis)
        Yang termasuk faktor ini antara lain pengliatan , pendengaran, struktur tubuh dll. yang dimaksud adalah tidak cacat fisik.
     2. Faktor Psikologis
         Yang termasuk faktor psikologis antara lain :
          - intelektul (taraf intelengensi, kemampuan belajar dan cara belajar)
          - non intelektual (motivasi belajar,sikap, minat, kondisi psikis,dan akibat sosial kultur, perasaan)
          - faktor kondisi fisik

b. Faktor-faktor Eksternal
    Yang termasuk faktor eksternal antara lain :
     1. Faktor pengaturan belajar di sekolah (kurikulum, disiplin sekolah, guru, fasilitas belajar, dan pengelompokkan siswa)
     2. Faktor sosial di sekolah (sistem sosial, status sosial siswa dan interaksi guru dan siswa)
     3. Faktor situasional (keadaan politik ekonomi, keadaan waktu, dan tempat atu iklim)

         Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu faktor internal dari dalam diri individu dan faktor eksternal.dari luar individu. Kedua faktor tersebut saling berinteraksi
sehingga yang dapat membuahkan hasil belajar.